PEREKOMOMIAN INDONESIA
“Analisis Kondisi Ekonomi
Indonesia Masa Kini”
|
UNIVERSITAS
TEKNOLOGI YOGYAKARTA
FAKULTAS BISNIS DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Jl. Glagah Sari No. 63 ( (0274) 373955, Fax. (0274) 381212
Analisis Kondisi Ekonomi Indonesia Masa Kini
Mutia Ayu Juliani
Abstrak
Ekonomi
indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat dengan
pertumbuhan dan pendapatan nasional yang
semakin meningkat dapat melihat perkembangan dan kemajuan negara Indonesia pada
negara lain. Pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.ekonomi makro yang sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan ekonomi saat ini.
Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan
domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu,
ekspor dan impor, serta investasi.
Di lihat
dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat dirasakan
pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan
pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni
di kisaran 6,4 persen. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia
diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen. Sesuai dengan paparan Gubernur
Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan “Prospek perekonomian ke depan akan
terus membaik dan diperkirakan akan lebih tinggi. Permintaan domestik masih
akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor,
serta investasi, juga akan tumbuh pesat.
Indikator ekonomi merupakan data yang menunjukkan tanda
ataupun indikasi perkembangan perekonomian di suatu negara, dimana data
tersebut dikeluarkan oleh pemerintah negara tersebut.
Kata kunci: Perekonomian Indonesia saat ini,indikator ekonomi.
Bab I
Pendahuluan
Situasi ekonomi Indonesia masa kini dan masa mendatang,
yang telah melonjak maju ke level tertinggi dalam beberapa tahun ini. Sementara
pertumbuhan diperkirakan dulunya menjadi 6,1% pada tahun 2012, pemerintah menganggap itu telah tumbuh menjadi 7,2%.
(Bank Dunia memperkirakan sebelumnya hanya 6,4% pertumbuhan PDB).
Pada akhir tahun ini, tepatnya awal
tahun 2014 nanti, Indonesia dapat bergabung dengan 15 negara dengan PDB tahunan
lebih dari $ 1 triliun. Pada tahun 2011 dulu, investasi asing langsung di
negara kita mencapai rekor $ 19,3 miliar dan ekspor tumbuh sebesar 29%, bahkan
hingga mencapai $ 203.620.000.000. Dalam
rangka mewujudkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia 2013, beberapa hal yang menjadi pemicunya terhadap
kondisi perekonomian Indonesia seperti Berkurangnya Hutang Indonesia Memacu Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia 2013. Hutang bersih luar negeri Indonesia kini telah ber
kurang dari 10% dari PDB, dan kemungkinan nyata bahwa negara akan menjadi
kreditur bersih pada akhir tahun 2014 depan.
Selain itu juga , pasar saham di
Indonesia sedang booming-boomingnya. Itu
adalah salah satu yang berkinerja
terbaik di Pasar Asia, mendapatkan 3,2% pada saat bursa lainnya menderita
akibat krisis keuangan global belakangan ini. Pada bulan April 2012, Bank Dunia
mencatat bahwa "meskipun kedua risiko domestik dan internasional, fundamental
ekonomi Indonesialah yang solid.. Philip M. Nichols menyatakan, “pasar internal
yang besar di Indonesia telah memungkinkan negara untuk mengatasi krisis
ekonomi global secara relatif tanpa cedera dan ekonomi Indonesia akhirnya mulai
keluar dari "lubang institusional" yang menemukan dirinya dalam
pra-1997 ketika pertumbuhan yang terlalu cepat atas kesalahan yang mendalam dan
akhirnya menyebabkan kecelakaan. Pasar internal yang besar di Indonesia -
dua-pertiga dari konsumsi adalah internal - membuat ketahanan ekonomi Indonesia.
Selain itu, negara Indonesia memiliki lembaga
yang lebih baik dalam hal memantau pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat
mengatasi distorsi kurang dan ketergantungan lebih besar pada pasar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan diberbagai
sektor
Indonesia saat ini ditengah terjadinya ledakan konsumen seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebut saja beberapa diantaranya ; Motor Matic (Skuter), Mobil, Smartphone, dan produk perawatan kulit dan kesehatan dan semua permintaan kelas menengah tumbuh dengan signifikan, dan Orang Indonesia kaya baru menghabiskan uangnya untuk konsumtif.
Indonesia saat ini ditengah terjadinya ledakan konsumen seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebut saja beberapa diantaranya ; Motor Matic (Skuter), Mobil, Smartphone, dan produk perawatan kulit dan kesehatan dan semua permintaan kelas menengah tumbuh dengan signifikan, dan Orang Indonesia kaya baru menghabiskan uangnya untuk konsumtif.
Nama merek besar selalu terlihat di televisi,
papan reklame di jalan-jalan bertebaran. Ketika datang ke komoditas, pertumbuhan
China dan India telah memberikan perangsang kepada ekonomi Indonesia. Lainnya
kebutuhan batubara dan gas sangat tinggi saat ini, sementara seluruh dunia
lapar untuk minyak sawit dari seluruh kebun yang ada di Indonesia.
Kekuatan dan
semangat pertumbuhan ekonomi Indonesia dimasa mendatang merupakam salah
satu kekuatan Indonesia terbesar adalah budaya toleransi dan inilah yang
membuat pertumbuhan
ekonomi Indonesia
2013 ini bisa berlanjut dan meningkat hingga tahun ke tahun. Jika
negara dapat membangun kekuatan tersebut dengan nyata dan juga harus sadar akan
tantangan kedepan, besar kemungkinan dan kuat keyakinan bahwa metafora akan
terus mempercepat maju tanpa goyah dan ekonomi Indonesia akan selalu tumbuh
melesat.
Sedanhkan
indikator ekonomi merupakan data yang menunjukkan tanda ataupun indikasi
perkembangan perekonomian di suatu negara, dimana data tersebut dikeluarkan
oleh pemerintah negara tersebut.
Begitu
juga di Indonesia indikator ekonomi digunakan bagi pihak-pihak (Pemerintah,
Bank Indonesia, Institusi Perbankan dan Keuangan, Investor ataupun pihak-pihak
lain) untuk mengambil keputusan terhadap investasinya atau memperkirakan
perkembangan perekonomian di masa yang akan datang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil
uraian yang telah disampaikan di atas, maka kami dapat merumuskan permasalahan
menjadi sebagai berikut :
1.
Apa indikator kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia ?
2.
Faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia ?
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai latar belakang dan perumusan masalah di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui
indikator kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1.4. Manfaat Penulisan
Dengan
adanya penulisam mengenai permasalahan ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa maupun
pengembang ilmu pengetahuan, antara lain :
1)
Untuk mengetahui indikator kebijakan moneter terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2)
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bab II
Teori
2.1.Landasan teori
Indikator
ekonomi merupakan data yang menunjukkan tanda ataupun indikasi perkembangan
perekonomian di suatu negara, dimana data tersebut dikeluarkan oleh pemerintah
negara tersebut.
Di Amerika Serikat indikator ekonomi misalnya di gunakan Federal
Reserve salah satunya untuk memonitor inflasi, yaitu apabila data inflasi
dilaporkan menguat The Fed kemungkinan besar akan meningkatkan suku
bunga dan jika sebaliknya kemungkinan besar The Fed akan mengambil
kebijakan untuk menurunkan suku bunga.
Begitu juga di Indonesia indikator ekonomi digunakan bagi
pihak-pihak (Pemerintah, Bank Indonesia, Institusi Perbankan dan Keuangan,
Investor ataupun pihak-pihak lain) untuk mengambil keputusan terhadap
investasinya atau memperkirakan perkembangan perekonomian di masa yang akan
datang.
Indikator ekonomi ini merupakan alat yang sangat penting dan
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan pada masa yang akan datang yang bersifat
makro, oleh karena itu apabila anda minimal menjadi seorang investor maka
dengan indikator ekonomi ini diharapkan anda dapat memperkirakan, serta
mengetahui implikasinya dan dapat mengantisipasi kejadian sesuai dengan
keputusan atau kebijakan yang akan diambil.
Indikator Perekonomian Indonesia yang sering digunakan untuk
mempertimbangkan pengambilan keputusan antara lain : Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) , inflasi, suku bunga bank Indonesia dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar.
Ada pula faktor – faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak terlepas dari
permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik
modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para
pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu, akses
untuk mendapatkan bantuan modal keperbankan juga lebih memihak kepada para
pengusaha besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah
2.2.
Metode Pembahasan
Dalam
penulisan ini kami menggunakan metode library method yaitu suatu metode yang pengambilan sumbernya barasal dari sumber
buku, majalah, internet, maupun media lain yang telah tersedia. Dalam prosesnya kami bukan sekedar mengumpulkan data
tetapi kami juga menganalisis data-data yang telah ada.
Bab III
Pembahasan dan Analisis
1.
Indikator Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
a.
Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI)
Neraca Pembayaran Indonesia adalah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain selama jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi
finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan
finansial, dan item-item finansial.
Sumber
: Tinjauan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia periode Januari 2013, Halaman 5.
Analisis :
Pada tahun 2012,
NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya tekanan dari meningkatnya defisit
neraca transaksi berjalan, (Grafik 1.10). Tekanan terutama bersumber dari meningkatnya defisit
neraca perdagangan migas akibat melonjaknya konsumsi BBM di dalam negeri serta
relokasi gas untuk pemenuhan konsumsi gas di dalam negeri yang lebih besar
(Grafik 1.11). Sementara itu, neraca perdagangan nonmigas masih mengalami
surplus meskipun lebih rendah dibandung tahun sebelumnya sehingga belum mampu
mengimbangi memburuknya neraca perdagangan migas. Menurunnya surplus neraca
perdagangan nonmigas merupakan dampak dari melemahnya permintaan dari negara
mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas eksport yang cukup besar.
Di sisi lain,
import nonmigas masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal
dan bahan baku untuk mendukung meningkatnya kegiatan perekonomian domestik.
Searah dengan pertumbuhan import yang masih tinggi, defisit neraca jasa
diperkirakan meningkat yang didorong oleh tingginya biaya jasa pengangkutan.
Selain itu, defisit neraca pembayaran juga diperkirakan meningkat disebabkan
oleh meningkatnya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor asing sejalan
dengan investasi asing langsung (FDI).
Sepanjang tahun
2012, neraca transaksi modal dan financial mencatat kenaikan surplus yang cukup
signifikan. Masih baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi
rupiah, serta kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara
mendorong tingginya aliran masuk modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh
investasi langsung, namun investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam
baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi. Meningkatkan arus masuk modal
tersebut menggambarkan tingginya kepercayaan investor asing terhadap kondisi
fundamental dan prospek perekonomian Indonesia ke depan.
Selain net beli
investor asing di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio
juga didorong oleh meningkatnya penerbitan utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Meskipun meningkat, posisi
utang luar negeri tersebut masih berada dalam tingkat yang aman. Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangan devisa pada
akhir tahun 2012 mencapai 112,78 milliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan
import dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.
b.
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus. Inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu biasanya Bank sentral suatu negara pada umumnya
berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.
Grafik
Perkembangan Inflasi
Sumber : Tinjauan
Kebijakan Moneter, Bank Indonesia periode April 2013, Halaman 7.
Analisis :
Setelah
mengalami inflasi yang tinggi pada tiga bulan pertama tahun 2013, Indeks Harga
Konsumen (IHK) mengalami deflasi pada April 2013. Deflasi terjadi didorong oleh
membaiknya pasokan beberapa komoditas bahan makanan dan menurunnya tekanan
eksternal seperti penurunan harga komoditas global dan inflasi negara mitra
dagang. Namun, deflasi tersebut relative kecil karena masih terkendalanya pasokan
sejumlah komoditas hortikultura. Deflasi IHK pada April 2013 tercatat sebesar
0,10% (mtm), atau secara tahunan
mencatat inflasi yang lebih rendah menjadi 5,57% (yoy). Apabila dihitung tahun
berjalan, maka inflasi IHK mencapai 2,32% (ytd).
Kelompok
volatile food mengalami deflasi yang disebabkan oleh koreksi harga beras dan
cabai, sejalan dengan berlangsungnya panen di hampir sebagian besar wilayah
sentra produksi. Komoditas bawang putih juga mengalami koreksi harga sebagai
dampak dari perbaikan kebijakan import
pada komoditas tersebut yaitu dikeluarkannya peraturan kementerian mengenai
dispensasi penyelesaian importasu dan dikresi bawang putih.
Sementara itu,
inflasi inti menunjukkan perlambatan searah dengan perlemahan tekanan eksternal
dan terjaganya permintaan secara umum.
Selain itu, meredanya gejolak harga volatile food juga turut berpengaruh
terhadap melambatnya inflasi inti pangan. Namun, ekspektasi inflasi terindikasi
meningkat khususnya di pasar keuangan terkait dengan rencana kebijakan BBM
bersubsidi. Inflasi administered prices masih relatif stabil akibat belum
tercatatnya dampak kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap kedua pada April
2013.
c.
Suku
Bunga Bank Indonesia
Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) merupakan suku
bunga Bank Indonesia yang ditetapkan dalam rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Sumber :
Tinjauan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia periode April 2013, Halaman 13.
Analisis :
Pada Maret 2013,
likuiditas perekonomian menurun namun secara akumulatif masih sejalan dengan
pola historis. Penurunan likuiditas perekonomian disebabkan oleh pertumbuhan M1
dan M2 yang melambat. Pertumbuhan M1 tercatat 13,4% (yoy) lebih rendah dari
Februari 2013 yang sebesar 15,1% (yoy), seiring dengan adanya penurunan
pertumbuhan giro rupiah sebagai ceriman penurunan aktivitas ekonomi masyarakat.
Namun secara
akumulatif, pertumbuhan likuiditas perekonomian M1 masih sesuai dengan pola
historisnya, meskipun berada dibawah level tahun 2012 pada periode yang sama.
Sementara itu, pertumbuhan M2 juga melambat, namun lebuh tipis, menjadi 14,0%
(yoy) dibandingkan dengan Februari 2013 yang sebesar 15,0% (yoy). Perlambatan
pertumbuhan M2 dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit yang cenderung melambat
sejalan. Dan sisi komponennya, perlambatan M2 disebabkan oleh penurunan
tabungan dan M1, di tengah pertumbuhan deposito yang justru meningkat.
d.
Nilai
Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Mengukur seberapa besar kecilnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar, perubahan faktor ini merupakan hasil dari transaksi yang terjadi pada
pasar uang.
Grafik
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Sumber
: Tinjauan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia periode April 2013, Halaman 10.
Analisis :
Tekanan
depresiasi rupiah masih berlanjut pada April 2013, namun lebih moderat seiring
dengan berlanjutnya aliran dana asing ke asset keuangan domestik. Tekanan
depresiasi bersumber dari masih terbebaninya kinerja neraca transaksi berjalan
sejalan dengan belum solidnya pemulihan ekonomi
negara maju. Meningkatnya permintaan valas pelaku domestik juga memberikan
tekanan pada nilai tukar rupiah. Namun, persepsi investor global yang positif
terhadap perekonomian Indonesia di jangka menengah panjang, serta berlanjutnya
kebijakan stimulus oleh negara maju
mendorong peningkatan aliran dana asing ke asset keuangan domestik sehingga dapat menahan pelemahan nilai rupiah
lebih dalam.
Nilai tukar
rupiah pada April 2013 secara rata-rata melemah sebesar 0,14% (mtm), yaitu dari
Rp 9.709 per dolar AS pada bulan sebelumnya ke Rp 9.723 per dolar AS. Sementara
secara point-to-point, nilai tukar melemah sebesar 0,05% (ptp) menjadi Rp 9.732
per dolar AS dari Rp 9.718 per dolar AS pada bulan sebelumnya. Perubahan outlook rating S&P
dari positif ke stabil berdampak sesaat
pada nilai tukar rupiah. Pergerakan rupiah tersebut diiringi dengan volatilitas
yang relatif stabil.
a.
Faktor Yang Mempengaruh Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia
Faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari permasalahan
kesenjangan dalam pengelolaan
perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan
yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang
serba kekurangan modal. Disamping itu, akses untuk mendapatkan bantuan modal
keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha besar dibandingkan dengan
pengusaha ekonomi lemah.
Disamping itu pertumbuhan ekonomi perdagangan
internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin
meningkat, semakin menyebabkan kemungkinan – kemungkinan pertumbuhan ekonomi
yang kurang membanggakan bagi bangsa Indonesia.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:
1. Faktor
Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor
Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam
saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian
pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia
digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor
Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya
yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja
cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses
pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber
Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
·
Solusi untuk
mengatasinya :
a.
Meningkatkan
kesadaran dari masing-masing orang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan
masalah ini. Pemerintah harus mendukung dengan diadakannya beasiswa bagi
anak-anak yang lebih beruntung agar dapat menciptakan SDM yang berkualitas.
b.
Tingkat kesadaran
orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Dimana mereka harus
sadar agar anaknya nanti hidup layak sehat dll. Pemerintah memberikan pengobatan gratis untuk masyarakat
kurang mampu.
c.
Pemerintah
seharusnya memperhatikan kehidupan masyarakat diperdesaan agar dapat lebih
maju.
d.
Cara mengatasinya
melalui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
e.
Pemerintah
menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk
menyelamatkan cadangan devisa yang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan
kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai
tukar yang mengambang terkendali.
f.
Masalah likuiditas
daripada bank tersebut pemerintah membantu dengan memberikan bantuan.
g.
Pemerintah harus
memperbaiki kualitas barang dalam negeri agar tidak kalah bersaing dengan
barang impor.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah proses
mengatur persediaan
uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan dengan berbagai cara
seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh
atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan
mengeset standar bunga pinjaman,
“margin requirement“, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui
negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan Moneter juga merupakan kebijakan
yang dilakukan oleh otoritas moneter (Bank Sentral) untuk mempengaruhi kegiatan
ekonomi melalui pengawasan uang beredar atau suku bunga, atau kombinasi
keduanya, usaha tersebut dilakukan agar terjadi kesetabilan harga, dan inflasi,
serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Kebijakan moneter dapat dilakukan
dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain operasi
pasar terbuka, fasilitas diskonto (discount rate), rasio
cadangan wajib (reserve requirement ratio), himbauan moral (moral
persuasion) dan kebijakan kredit selektif. Dalam praktek kebijakan moneter
terdapat macam-macam kebijakan ataupun usaha-usaha yang dilakukan yang terdiri
dari inflasi penargetan, harga penargetan tingkat, agregat moneter, nilai tukar
tetap, serta dengan melakukan kegiatan devaluasi evaluasi, dan sanering.
Adapun tujuan yang diharapkan dalam
kebijakan moneter adalah stabilitas ekonomi, kesempatan kerja, kestabilan
harga, neraca pembayaran internasional. Instrumen-Instrumen kebikan moneter
seperti opersasi pasar terbuka, tingkat diskonto, cadangan minuman, himbauan,
dan lain sebagainya, serta indikator moneter (tingkat bunga, jumlah uang
beredar), akan mempengaruhi perekonomian suatu Negara.
Saran
Pemerintah harus lebih mempertimbangkan
pengambilan keputusan dalam memajukan perekonomian Indonesia. Agar penghambat dalam memajukan kondisi perekonomian Indonesia
dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2012. Kondisi Perekonomian Indonesia Saat ini.
Bandung
Alkahfi, Abdul Muhammad. 2013. Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini Secara Global. Jakarta
Awalil, Rizky. 2011. Kondisi
Perekonomian Indonesia. Jakarta
http://PEREKONOMIAN INDONESIA 2011-2012 Tantangan Ekses Likuiditas dan Dampaknya bagi
LKM - BMT Center.html
Catur. 2012. Perekonomian Indonesia Saat ini. Jakarta
Indonesia, Bank. 2013. Laporan Perekonomian Indonesia. Jakarta
Irawan, Dianto. 2013. Perekonomian
Indonesia. Jakarta
Santoso, Puji
Ryantono. 2012. Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Jakarta
Wiris, Shining. 2012. Kebijakan
Moneter. Jakarta
http://shiningwiris.wordpress.com/2012/04/29/kebijakan-moneter/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar